Halo semua para pembaca blog ku apa kabar? Terima kasih masih setia membaca tulisan saya ini, kali ini saya akan lanjutin cerita pengalaman 4 Hari Liburan Hemat Bersama Bayi ke Melaka – Kuala Lumpur yang kami jalani di awal Januari lalu.
Cerita kali ini sudah masuk di bagian kedua dan hari kedua di Melaka, dimana hari pertama nya bisa kalian baca dengan klik link di bawah ini:
4 Hari Liburan Hemat Bersama Bayi ke Melaka – Kuala Lumpur (Part 1)
FYI, ini adalah kali pertama saya berlibur membawa bayi saya yang waktu itu berumur 7 bulan, seru capek dan pengalaman baru sih. Nah, untuk lanjutan ceritanya kalian bisa baca di bawah ini ya.
4 Hari Liburan Hemat Bersama Bayi ke Melaka – Kuala Lumpur (Part 2)
Day 2: 7 Januari 2019
Itinerary:
- The Shore Sky Tower
- Melaka Straits Mosque
- Menara Taming Sari
- Encore Melaka
- Jonker Street Murals
- Bulldog Cafe
Di hari kedua ini kami lebih santai dan rutenya lebih sedikit karena dihari sebelum nya agak kecapekan, berangkat dari hotel pun sekitar pukul 11 siang. Tapi, tetap seru dan destinasi nya juga menarik untuk referensi kalian, silahkan di simak.
The Shore Sky Tower
Setelah pagi nya sarapan di hotel, pukul 11:00 AM kami pun berangkat ke destinasi pertama yaitu The Shore Sky Tower.
The Shore Sky Tower ini merupakan Observation Deck pada bangunan tertinggi yang berada di Melaka yaitu The Shore, jadi kalian bisa melihat Melaka secara 360 derajat (panoramic view). Nah, ternyata lokasi nya cukup dekat dari penginapan kami, tinggal jalan kaki sekitar 5 menit.
The Shore sendiri merupakan sebuah Mall yang merangkap juga sebagai apartemen dan hotel, untuk menuju ke Observation Deck nya kalian harus menuju Lobi The Shore Hotel & Residences (bisa tanya security).

Observation Deck nya sendiri berada di Lantai 43, setelah tiba kalian harus membayar tiket seharga RM 23.50 (Adult) dan RM 17 (anak 3-12 tahun), untuk di bawah 3 tahun gratis. Jam buka nya kalian bisa cek di bawah ini.

Di Observation Deck ini open space ya, jadi angin nya cukup kencang. Terdapat beberapa spot foto seperti Sofa, Christmas Tree dan Kereta Kuda Kencana.



Oh ya, untuk berfoto diatas Glass Walk yang tembus pandang, ada spot khususnya, namun kita tidak bisa foto sendiri, wajib menggunakan kamera dari pengelola dan hasil poto nya bisa di beli di bagian Counter Ticket. Satu foto nya di cetak cukup mahal RM 43, jika ambil semua RM 99, tapi ya karena pengalaman perdana jadi saya ambil deh yang RM 43.

Oh ya, di area counter ticket nya juga ada semacam jembatan yang bagus juga untuk tempat foto-foto loh, background nya juga open space.

Setelah puas poto-poto kami pun berangkat ke destinasi berikut nya.
Melaka Straits Mosque
Atau dikenal juga sebagai Mesjid Selat Melaka, salah satu bangunan ikonik kota Melaka karena berada di pulau buatan bernama Pulau Melaka. Loh kok ada Pulau Melaka di dalam Melaka? Ya jadi kita sering salah sebut tentang Melaka ini, orang Indonesia lebih mengenal kota ini sebagai Pulau Melaka, padahal kota ini tidak berbeda pulau dari Kuala Lumpur.
Pulau Melaka sendiri adalah pulau reklamasi yang berada di ujung selatan dari Kota Melaka. Pulau Melaka ini selesai di reklamasi tahun 1998, di area ini dibangun Mesjid Melaka, Real Estate dan The Malaysia Eye Ferris Wheel (tapi sekarang sudah di tutup), sedikit info sejarah ya. 🙂
Karena mesjid ini berada di ujung selatan dari Melaka jadi kami putuskan untuk naik Grab Car dari The Shore sehagra RM 8 dan perjalanan cukup cepat hanya 15 menit karena di Melaka ini jarang sekali terlihat mobil, jadi tidak macet.
Tiba di gerbang Melaka Straits Mosque, tidak banyak wisatawan yang berkunjung kesini karena mungkin sudah bukan musim liburan. Bangunan nya cukup megah dengan arsitektur yang unik dan juga terdapat sebuah menara di sisi kanannya.


Karena berada di pulau buatan, jadi Mesjid ini berdiri di atas pantai yang menjorok ke laut. Mengambil foto dari sisi pantai mesjid ini sangat lah bagus, dimana istri dan bayi saya langsung pose. Oh ya, cuaca sangat panas jadi jangan terlalu lama di area pantai.

Saya sempatkan untuk masuk ke dalam sekalian sholat Dzuhur, dari dalam tidak terlalu besar namun ada satu sisi yang menarik, dimana mesjid ini mempunyai teras, jadi kita bisa melihat laut dan sekitar nya. Lokasi poto yang bagus juga, saya bertemu dengan pasangan Korea Muslim yang sedang berfoto disini.

Karena ini Mesjid aktif jadi harap menghormati dari cara berpakaian, mereka menyewakan gratis semacam jubah jika kalian mau masuk ke dalam Mesjid.
Oh ya, sedikit bocoran, ada satu spot Instagramable banget di Pulau Melaka ini namun di luar area Mesjid. Namanya Melaka Getaway, sebuah komplek real estate dan ruko. Nah ruko-ruko nya ini keren, bangunannya di cat berwarna-warni. Coba cek salah satu ruko nya bernama Juicy Baby.
Ketika mau ke Mesjid Selat Melaka kami melewati nya, namun ketika pulang kami pun lupa untuk berhenti di situ karena naik Grab. Setelah puas disini kami pun lanjut lagi ke destinasi selanjut nya Menara Taming Sari.
Menara Taming Sari
Dari Mesjid Selat Melaka ke Menara Taming Sari ini kami menggunakan Grab seharga RM 7. Sebenarnya Menara Taming Sari ini bisa di lalui di hari pertama ketika kami berkunjung ke Museum Samudera, namun karena sudah kesorean jadi baru sempat hari ini.

Menara Taming Sari ini juga salah satu ikonik kota Melaka dimana kita bisa melihat kota nya secara Bird’s Eye Views atau 360 derajat (panoramic view) dari ketinggian. Mirip dengan The Shore namun Taming Sari ini hanya setinggi 80 meter.

Untuk tiket masuk RM 23 (adult), RM 17 (anak 3-12 tahun) dan Gratis (anak dibawah 3 tahun). Karena kami sudah ke The Shore, jadi kami skip naik kesini hanya foto di depan saja.
Karena Menara Taming Sari ini juga merupakan area sentra oleh-oleh dan jajanan, jadi kami putuskan untuk makan siang di daerah ini.
Dari review yang saya baca-baca, Restoran Hajjah Ruhana dinilai recommended dari berbagai blogger (ada di google map). Karena menu nya yang beragam, rasa enak dan murah, bahkan restoran ini punya menu lobster loh. Kami pun makan disini dengan memilih menu prasmanan dengan Nasi Lemak + Teh Tarik tentunya. Total makan siang kami seharga RM 21.
Encore Melaka
Tujuan berikutnya adalah Encore Melaka, sebuah bangunan berarsitektur modern nan unik yang berfungsi sebagai teater pertunjukkan musik dan tari. Seperti biasa kami menggunakan Grab lagi dengan harga RM 7, hal unik yang saya temukan di Grab Car Melaka adalah semua mitra nya menggunakan mobil sedan atau sekelas Ayla, tidak ada yang sekelas Avanza 3 row seater.

Bangunan di Encore Melaka ini di dominasi oleh bentuk segitiga bernuansa putih dan biru langit, jadi salah satu Instagramable spots yang layak di kunjungi. Ketika kami datang juga sudah ada banyak yang sedang berfoto ria di area ini.


Nah, bagi kalian yang ingin masuk menonton pertunjukan teatrikal nya harga tiket pertunjukkannya dari RM 148 (Standard) sampai RM 568 (VIP), belum termasuk ketika Peak Season. Untuk info lengkap nya cek ke SINI.
Banyak spot menarik di sini dari bangunan nya, pantai nya, hingga ke taman nya yang bila malam makin unik dengan nyala lampu berwarna-warni.




FYI, karena lokasi nya yang berada di ujung selatan dari Kota Melaka (seperti Mesjid Selat Melaka) dan agak jauh dari jalan raya, jadi agak sulit untuk mendapatkan Grab Car. Saya harus menunggu order hingga 15 menit sampai berhasil mendapatkan Grab, yang kebetulan dia sedang melewati jalan raya delat Encore Melaka.
Jonker Street Murals dan Instagramable Spots
Dari Encore Melaka kami menggunakan Grab Car menuju ke Jonker Street seharga RM 9, karena hari ini weekday (Senin), jadi tidak ada Jonker Night Market. Namun tujuan kami memang bukan night marketnya, melainkan keliling area ini untuk mencari mural-mural unik yang sering muncul di google itu loh. Jika kalian juga hunting mural-mural tersebut akan saya list ya lokasi nya, karena jarang info nya di google.
1. Tembok Aksara Cina
Mural pertama yang bisa kalian datangi adalah Tembok Aksara Cina, lokasi nya dekat dari Gerbang Timur (utama) Jonker Street, tepatnya di samping Heeren Guesthouse. Dari gerbang timur tinggal belok kiri, lurus saja sekitar 300 meter dan melewati Sid’s Pub, dindingnya ada di sebelah kanan kalian. Note: Saya tidak tahu arti tulisannya apa, tapi mungkin sejarah dari Jonker street ini, bagi yang tahu arti nya tulis di komentar ya. 🙂

2. Mural Orangutan
Mural kedua yaitu Mural Orangutan, dari gerbang utama kalian ambil jalan ke kanan, melewati Hard Rock Cafe dan San Shu Gong Restaurant. Jalan sekitar 300 meter akan bertemu perempatan yang salah satu tembok nya terdapat mural Orangutan. Kalian bisa search di google map The Orangutan House.

3. Mini Garden
Di sebelah kiri tak jauh dari mural orangutan ini, ada sebuah mini garden yang tumbuhannya menjalar mengelilingi sebuah pintu berwarna orange, menjadikan satu tempat yang keren buat background foto loh, jangan sampai terlewat ya.

4. True @ Melaka – Riverside Art Festival
Dari perempatan mural Orangutan tadi, ambil jalan yang ke kanan, kalian akan berada di sebuah gang yang tembok kiri nya terdapat mural mozaik berwarna-warni.


5. Monumen Laksamana Cheng Ho
Di ujung dari True @ Melaka tadi kalian akan menemukan sebuah monumen kecil sebagai titik lokasi pendaratan pertama Laksamana Cheng Ho ke Melaka.

6. Riverside Melaka
Dari monumen tadi kalian bisa belok ke kiri dan berjalan di pinggir sungai (riverside). Di bagian seberang, bangunannya juga di cat dengan mural-mural unik yang bisa kalian jadikan background dan juga sesekali perahu wisata melintasi sungai ini.

7. Harry Putter Mural
Ya tulisannya gak salah bukan Harry Potter tapi Harry Putter, berupa mural yang mirip Harry Potter namun berupa kucing. Lokasi nya juga agak unik, kalian harus mencari kafe Alley No. 5, lalu cari jalan untuk memutar ke belakang dari kafe tersebut.

8. The Well
Dekat dari Harry Putter Mural, kalian tinggal jalan ke utara sekitar 100 meter, atau bisa juga google map Melaka Street Art (The Well). Di sini mural nya berupa 3D jadi kalian bisa bergaya menyesuaikan mural nya.

Karena hari sudah mulai gelap kami sudahi kunjungan di Jonker Street kali ini dan langsung order Grab Car menuju ke hotel seharga RM 4.
Bulldog Cafe
Setelah beristirahat sejenak untuk mandi di hotel, malam nya karena sudah cukup capek kami mencari restoran makan malam yang dekat dari hotel saja. Setelah searching di google dan baca review, Bulldog Cafe yang lokasi nya tepat di seberang Orkid Hotel ini pun kami kunjungi.

Penampakan kafe nya layak nya kafe seperti biasa meja dan kursi tersusun rapi ada meja bar dan juga mini stage untuk accoustic performance. Berdasarkan review blogger, makanan yang recommended adalah Ayam Tempra dan Nyonya Cendol. Jadi kami pesan itu ditambah dengan Tiger Beer dan Apple Juice.
Nama nya unik Ayam Tempra ketika datang kami pun terkejut ternyata rasa dan penampakannya mirip Ayam Semur dan Nyonya Cendol nya yang agak beda, karena cendol nya di campur es serut, gula merah dan kacang merah. Tapi keduanya enak kok. Total makan malam seharga RM 40.



Karena hari sudah malam dan sudah sangat capek, kami pun sudahi hari terakhir kunjungan di Melaka ini dan istirahat, karena besok pagi harus kembali ke Kuala Lumpur naik bus lagi.
Note: Bagi kalian yang membawa stroller bayi seperti kami, berguna sekali memilih stroller yang ringan dan ringkas, karena jika sering menggunakan Grab, kita akan sering melipat dan menaruh stroller di bagasi mobil. FYI, stroller yang kami gunakan yaitu Babyelle Avio RS, beratnya 7 kg, waktu itu beli di Tokopedia sekitar 1,5 juta.
Demikian untuk cerita bagian kedua dari 4 hari liburan bersama bayi ke Melaka – Kuala Lumpur kami ini, masih ada hari ketiga dan keempat di Kuala Lumpur dan Colmar Tropicale. Ditunggu ya lanjutannya, semoga cerita pengalaman kami ini berguna dan silahkan di share. 🙂
Pengeluaran Day 2
- The Shore Ticket: RM 23.50 x 2 (Rp. 164.500)
- Cetak Foto The Shore: RM 43 (Rp. 150.500)
- Makan Siang: RM 21 (Rp. 73.500)
- Makan Malam: RM 40 (Rp. 140.000)
- Grab Car Total: RM 35 (Rp. 122.500)
Note: Kurs saat itu RM 1 = Rp. 3500.