Babymoon ke Jepang! Cerita perjalanan saya dan istri 9 Hari Babymoon ke Jepang ini sudah masuk bagian ke 6 atau hari ke 6, dimana cerita kali ini akan berpusat di Shirakawa-go. Nah, bagi kalian yang belum membaca cerita kami dari awal, silahkan klik link artikel di bawah ini ya:
9 Hari Babymoon ke Jepang: Kansai – Kanto (Part 1)
9 Hari Babymoon ke Jepang: Kansai – Kanto (Part 2)
9 Hari Babymoon ke Jepang: Kansai – Kanto (Part 3)
9 Hari Babymoon ke Jepang: Kansai – Kanto (Part 4)
Babymoon ke Jepang: Part 5 (Takayama)
Oh ya sebelum cerita lebih jauh, penginapan yang kami gunakan selama 2 malam di Takayama kemarin recommended banget namanya Country Hotel Takayama.
9 Hari Babymoon ke Jepang: Part 6 (Shirakawa-go)
Babymoon ke Jepang Day 6
Itinerary:
- Takayamanouhi Bus Center (Takayama Station)
- Shirakawa-go Bus Terminal
- Shiroyama Observatory Deck
- Wada House
- Shirakawa-go Town Street
- Myozenji Temple Viewpoint
- Suspension Bridge
- Hida Folk Village
Wow nampak nya banyak banget ya rute yang kami lalui di hari ini, tapi sebenarnya tidak terlalu banyak kok, karena setengah hari kami habiskan di Shirakawa-go dengan santai dan juga destinasi nya berdekatan untuk jalan kaki.
Takayamanouhi Bus Center
Bangun lebih awal sekitar pukul 05:00 AM, kami segera bersiap dari mandi dan juga sarapan. Untuk perjalanan ke Shirakawa-go kali ini, saya sudah membooking tiket dari Japan Bus Online rute Takayama – Shirakawago. Keberangkatan pukul 07:50 AM, dengan harga 2470 yen/orang. Kenapa saya pilih beli online saja, karena ketika saya riset kita memang bisa beli langsung tiket nya namun sering habis. Untuk detilnya nanti saya bahas di artikel lain ya, berikut website resmi Japan Bus Online.
Oh ya saya juga sudah membeli tiket pulang nya dengan harga yang sama di pukul 2:35 PM, untuk mengantisipasi kehabisan tiket.
Babymoon ke Jepang – Platform 4
Untuk menuju ke Shirakawa-go, bus platform di Takayamanouhi Bus Center nya berada di Platform 4. Namun, jika sedang winter, kalian harus sering untuk update info cuaca, karena ada kemungkinan terjadi Badai Salju, jadi rute bus ke Shirakawa-go bisa di cancel. Perjalanan menuju ke Shirakawa-go jika tidak ada halangan durasi nya sekitar 1 jam.
Babymoon ke Jepang – Shirakawago Nohi Bus
Shirakawa-go Bus Terminal
Setelah melalui perjalanan yang bernuansa putih salju, yang untung nya tidak terjadi Badai. Walaupun di tengah jalan kita sempat berhenti sejenak karena supir sedang meminta info dari pusat perihal jalan yang di tutup karena badai di hari sebelum nya. Namun, akhirnya kita pun tiba di Shirakawa-go Bus Terminal sesuai jadwal.
Babymoon ke Jepang – Shirakawa-go Bus Terminal
Keluar bus terminal ini salju masih turun dan terlihat jalan masih sepi, karena mungkin memang masih pagi. Namun, kami langsung menuju ke destinasi utama dari Shirakawa-go ini yaitu Shiroyama Observatory Deck.
Oh ya, jika salju sedang lebat, kalian bisa meminjam secara Gratis boot khusus di Information Center di Bus Terminal ini loh.
Shiroyama Observatory Deck
Ada 2 cara untuk menuju ke Shiroyama Observatory Deck ini:
- Jalan kaki sekitar 20-30 menit karena jalan nya menanjak
- Naik shuttle bus seharga 200 yen/orang one way
Namun, di karenakan salju turun lebat, jalur untuk jalan kaki menuju ke observatory ini ditutup, jadi kami pun memilih untuk naik Shuttle Bus, yang halte nya cukup dekat dari terminal bus. Ketika keluar terminal cukup ambil jalan ke kiri dan jalan sekitar 2 menitan, akan terlihat papan halte nya.
Babymoon ke Jepang – Halte Shuttle Bus
Shuttle Bus nya kecil yang hanya muat sekitar 10-12 orang. Pembayaran bisa langsung di bayar cash kepada supir. Tidak menerima pembayaran kartu baik JR Pass dan pass lainnya.
Babymoon ke Jepang – Shuttle Bus
Sekitar 10 menit kita sudah tiba di halte observatory deck nya, tinggal jalan sedikit ke belakang dari bangunan yang ada di depan halte. Pemandangan desa yang sudah di akui UNESCO sebagai World Heritage ini langsung terlihat indah sekali, di tutupi salju.
Babymoon ke Jepang – Shiroyama Observatory Deck 1
Babymoon ke Jepang – Shiroyama Observatory Deck 2
Babymoon ke Jepang – Shiroyama Observatory Deck 3
Ini adalah salah satu wish list saya yang akhir nya kesampaian juga. Selalu melihat foto dari pemandangan desa ini di Google yang banyak berseliweran, akhirnya merasakan sendiri keindahannya.
Oh ya, disini ada petugas yang memberikan jasa foto-foto, kalian bisa minta tolong mereka untuk di ambilkan foto dengan kamera kalian pribadi, walaupun mereka juga menyediakan jasa foto yang perfoto nya seharga 1500 yen. Saya dan istri mengambil 1 foto hasil jepretan mereka yang cukup bagus juga.
Babymoon ke Jepang – Shiroyama Viewpoint
Ada yang unik saya temui disini, selain pemandangan nya yang cantik, ada satu minuman unik yang lagi hits di Jepang ini, namanya Premium Morning Tea. Sebenarnya ini adalah Milk Tea, namun uniknya adalah warna dari minumannya ini bening seperti air mineral biasa, tapi ketika di minum rasa nya ya Milk Tea, unik banget, saya jadi beli di vending machine di dekat sini seharga 500 yen.
Babymoon ke Jepang – Premium Morning Tea
Tidak lama disini mungkin hanya sekitar 30 menit, akhirnya kami turun lagi dengan menggunakan Shuttle Bus dengan harga tiket tetap 200 yen/orang.
Wada House
Wada House ini adalah rumah tradisional ala Gassho yang terbesar di Shirakawa-go, yang masih menggunakan kayu dan jerami. Posisi nya dari halte shuttle bus tidak jauh, hanya perlu jalan kaki sekitar 5 menit saja. Harga tiket masuk nya 300 yen/orang. Lalu, ketika masuk, kita diharuskan menggunakan sandal khusus.
Babymoon ke Jepang – Wada House
Rumah ini terdiri dari 2 lantai, dimana kedua lantai nya berfungsi sebagai museum. Di lantai 1, terdapat sebuah tungku pembakaran layak nya di film Jepang dulu.
Babymoon ke Jepang – Fireplace
Juga terdapat beberapa ruangan yang memamerkan karya lukisan, perkakas dan peralatan makan pada jaman itu.
Babymoon ke Jepang – Peralatan Makan
Naik ke lantai 2, disini seperti dunia yang berbeda banget. Seakan-akan masuk ke gua yang terdapat banyak peralatan perkebunan. Menurut informasi, sebagian besar warga di Shirakawa-go pada jaman dahulu selain bertani, mata pencaharian lainnya adalah berternak Ulat Sutra. Dimana, sarang dari ulat sutra tersebut bisa di jadikan kain sutra.
Babymoon ke Jepang – Wada House Lantai 2
Babymoon ke Jepang – Ulat Sutra
Tidak lama di dalam sini, kami pun melanjutkan perjalanan lagi.
Shirakawa-go Town Street
Selain bangunan-bangunan yang unik dan juga cuaca nya yang sedang bersalju, jalanan di sini juga unik dan instagram-able banget loh.
Babymoon ke Jepang – Shirakawa-go Town Street
Di kiri-kanan jalan terdapat rumah-rumah ala Jepang kuno yang di jadikan restoran ataupun toko souvenir. Terdapat juga para penduduk yang sedang membersihkan salju dengan beberapa cara yang saya rasa unik.
Babymoon ke Jepang – The Local
Oh ya, dari dulu saya memang penasaran dengan salju dan memang baru pertama kali ini merasakan salju. Nah, mumpung bersalju, penasaran rasa salju itu kayak gimana sih? Akhirnya saya memberanikan diri untuk memakan salju dari salah satu rumah yang ada di sini (bukan yang ada di jalan ya). Ternyata rasa nya ya seperti Es Serut, tinggal di tambah Sirup saja. Ini video nya. 😀
Myozenji Temple Viewpoint
Selain Shiroyama Observatory Deck, ada satu lagi viewpoint yang keren untuk di kunjungi jika kalian suka dengan landscape photography yaiut Myozenji Temple Viewpoint. Letak nya agak ke arah Timur Laut (North East) bisa lihat di map lokasi tepatnya.
Babymoon ke Jepang – Shirakawa-go Map
Jalan dari Wada House tadi mungkin sekitar 10-15 menit dan agak menanjak, hati-hati ketika bersalju jalanan ini licin loh.
Babymoon ke Jepang – Myozenji Temple Viewpoint
Nah, setiba di Myozenji Temple (jika kalian mau masuk ke temple nya juga bisa, tapi saya tidak masuk), jalan ke depan dari temple ini, akan bertemu seperti bukit dimana kita bisa melihat pemandangan landscape dari Shirakawa-go ini dari sisi Timur (jika dari Shiroyama Observatory Deck itu dari sisi barat).
Suspension Bridge
Setelah puas berfoto-foto di sini, kami pun turun dan menuju ke destinasi terakhir di Shirakawa-go ini yaitu Suspension Bridge. Berupa jembatan yang cukup panjang melintasi sungai Shokawa , yang menghubungkan desa Shirakawa ini dengan parkiran Mobil di luar desa. Namun cukup bagus juga untuk tempat foto-foto. Kalau di lihat di map, lokasi nya agak ke selatan dari Myozenji Temple
Babymoon ke Jepang – Suspension Bridge
Btw, di dekat jembatan ini ada toko souvenir yang menawarkan Free Tester semacam cracker madu gitu, enak banget, jangan lupa di coba ya, ya kalau mau beli juga silahkan. 🙂
Dikarenakan tiket pulang kami pukul 2:35 PM, maka kami sudahi kunjungan ke Shirakawa-go ini pada pukul 01:30 PM, walaupun masih kurang puas banget. Kalau melihat di Map di atas, kalian bisa lihat hampir semua titik di Shirakawa-go ini adalah viewing point, jadi kami hanya mengunjungi yang mainstream nya saja, itu pun masih terlewat banyak.
Saran saya, jika kalian memang mau explore daerah ini seluruh nya, lebih baik luangkan waktu 2 hari di sini dengan menginap di area Shirakawa-go ini. Saya perhatikan ada 2 penginapan berjenis Hostel ketika saya berjalan menuju ke Myozenji Temple, untuk nama penginapannya saya tidak perhatikan tapi kalian bisa cek di Agoda atau Traveloka. Kami berdua pun berniat untuk kembali kesini lagi ketika musim panas dan menginap di sini, dimana akan terlihat nuansa Hijau.
Akhirnya bus tiba tepat waktu pukul 02:30 PM di Shirakawa-go Bus Terminal dan kami pun langsung meluncur kembali ke Takayama. Berikut pemandangan selama perjalanan pulang yang sudah tidak badai salju.
Babymoon ke Jepang – On Bus
Hida Folk Village
Tiba di Takayamanouhi Bus Center (Takayama Station) sekitar pukul 04:30 PM dan hari masih terang. Karena saya masih penasaran dengan suasana Hida Folk Village di waktu terang (di cerita sebelum nya saya ke Hida Folk Village ketika malam/gelap). Jadi, kami putuskan untuk kembali lagi ke Hida Folk Village dengan menggunakan Sarubobo Bus dari Takayamanouhi Bus Center – Hida Folk Village seharga 210 yen/orang.
Harga tiket masuk nya tetap sama yaitu 700 yen/orang. Ternyata jika masih terang kita bisa dipinjamkan Boot Salju gratis loh.
Babymoon ke Jepang – Goami Pond
Pemandangan yang berbeda saya dapatkan disini ketika waktu terang, untuk pemandangan pertama yaitu danau di tengah desa (Goami Pond) yang membeku dengan nuansa putih.
Karena hari masih terang, banyak rumah-rumah yang masih di buka untuk di kunjungi, jadi saya sempatkan untuk ke beberapa rumah yang di hari sebelum nya tidak sempat saya kunjungi.
Dari Goami Pond tersebut saya langsung menuju ke rumah terbesar di Hida Folk Village ini yaitu Wakayama’s House. Di dalam rumah tradisional ini kita bisa melihat beberapa koleksi kimono pria pada jaman dulu dan alat tenun pada masa itu juga.
.Babymoon ke Jepang – Wakayama’s House Kimono
Lalu ke Taguchi’s House yang berada di area tengah dari desa ini, dimana pada jaman dulu, keluarga Taguchi ini adalah pemimpin dari Hida Folk Village. Di dalam rumah ini bisa dilihat semacam ruang pertemuan bagi warga desa.
Babymoon ke Jepang – Taguchi’s House
Babymoon ke Jepang – Meeting Room
Di sisi timur dari desa ini terdapat Wood Carving House, yang wajib kalian kunjungi karena di dalam rumah ini ada seorang pemahat kayu yang sedang bekerja menggunakan tehnik Ichii Ittobori (On-Knife) Wood Carving. Dimana beliau memahat kayu dari pohon Ichii sedemikian rupa sehingga menyerupai Gunung Fuji.
Babymoon ke Jepang – Woodcarver
Babymoon ke Jepang – Fuji Ichii Ittobori
Juga, terdapat banyak hasil karya pahat nya yang lain berupa patung dan topeng yang bisa kalian beli disini.
Oh ya, jangan lupa untuk poto di photospot di depan Goami Pond ya, saya sampai 2 kali poto disini pada waktu gelap dan terang, karena memang instagram-able banget deh.
Babymoon ke Jepang – Goami Pond Photospot 1
Babymoon ke Jepang – Goami Pond Photospot 2
Karena hari sudah mulai gelap dan petugas Hida Folk Village mulai mempersiapkan Winter illuminattion, jadi kami putuskan untuk sudahi kunjungan di Hida Folk Village dengan menggunakan Sarubobo Bus lagi seharga 210 yen/orang ke Takayamanouhi Bus Center.
Setiba di Bus Terminal, saya sempatkan untuk membeli makanan untuk sarapan besok di Family Mart dekat hotel seharga 1500 yen, karena besok perjalanan kami ke Tokyo menggunakan bus pada pukul 05:00 AM.
Demikianlah cerita perjalanan Babymoon kami di hari ke enam dengan destinasi Shirakawa-go ini. Seperti yang saya tulis di atas, Shirakawa-go lebih puas jika sempatkan 2 hari untuk explorasi nya. Namun, bagi kami kunjungan kali ini sudah cukup puas karena sesuai ekspektasi indah nya Shirakawa-go di waktu musim Salju. Semoga rute dan cerita kami ini sedikit berguna bagi kalian yang mau ke Shirakawa-go.
Pengeluaran Day 6
- Tiket Bus Takayama – Shirakawa-go PP: 4942 yen x 2 = Rp. 1.216.000
- Shuttle Bus ke Shiroyama Observation Deck: 400 yen x 2 = Rp. 99.000
- Premium Milk Tea: 500 yen = Rp. 61.500
- Cetak Poto: 1500 yen = Rp. 185.000
- Tiket Wada House: 300 yen x 2 = Rp. 74.000
- Sarubobo Bus: 210 yen x 4 (PP) = Rp. 104.000
- Tiket Hida Folk Village: 700 yen x 2 =Rp. 173.000
- Belanja Family Mart: 1500 yen = Rp. 185.000
Note: Kurs saat itu 1 yen = Rp. 123, dan konversi ada yang saya bulatkan.
Ditunggu lanjutannya ya di Tokyo ya. 😀
1 thought on “Babymoon ke Jepang: Part 6 (Shirakawa-go)”
Comments are closed.